fresh

fresh
keindahan yang alami

Rabu, 28 Maret 2012

filsafat

Ada tiga aspek yang membedakan ilmu ekonomi dengan ilmu lainnya,
yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
1. Ontologi
Ontologi ialah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri.
Ontologi adalah pembahasan tentang hakekat pengetahuan. Ontologi
membahas pertanyaan-pertanyaan semacam ini: Objek apa yang ditelaah
pengetahuan? Adakah objek tersebut? Bagaimana wujud hakikinya?
Dapatkah objek tersebut diketahui oleh manusia, dan bagaimana
caranya?
Sebagai contoh, bagaimana kita mendefinisikan manusia, maka berbagai
penegertianpun akan muncul pula. Contoh : Siapakah manusia iu ? jawab
ilmu ekonomi ialah makhluk ekonomi. Ilmu Ekonomi dibagi dalam 3
bagian utama : eonomi makro, ekonomi lingkungan, dan ekonomi
pedesaan.
Ilmu ekonomi mempunyai perebidaan dengan ilmu social lainnya, yaitu
terletak pada objek materialnya dimana ilmu ekonomi memiliki inti
permasalahan yaitu kelangkaan. Sehingga objek ilmu ekonomi adalah
mempelajari bagaimana manusia melakukan pilihan dari adanya
kelangkaan sumber daya ekonomi untuk digunakan dalam pemenuhan
kebutuhan untuk kegiatan konsumsi maupun produksi. Dari
permasalahan di atas jelas bahawa permasalahan ekonomi timbul karena
adanya kebutuhan yang jumlahnya tak terbatas sedangkan alat-alat
pemuas kebutuhan adanya terbatas.
Ilmu ekonomi ekonomi memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan ilmu lain. Ilmu ekonomi tidak diciptakan secara mendadak tetapi
berkembang melalui suatu proses yang panjang. Ilmu ekonomi dianggap
sebagai suatu disiplin ilmu yang baru mulai tahun 1776, yaitu sejak ditulis
dan diterbitkannya buku yang terkenal yang berjudul : The Wealth Of
Nation tahun 1776 karya adam smith. Sejak saat itu ekonomi sebagai ilmu
mengalami perkembangan yang begitu pesat dari waktu ke waktu.
Bahkan sekarang ilmu ekonomi berkembanag tidak hanya kearah
kualitatif juga kearah yang kuantitatif sehingga dikenal juga cabang ilmu
ekonomi yaitu ekonometrika.
2. Epistimologi
Yang dimaksud dengan epistimologi ialah bagaimana mendapatkan
pengetahuan yang benar.
Epistemologi adalah pembahasan mengenai metode yang digunakan
untuk mendapatkan pengetahuan. Epistemologi membahas pertanyaanpertanyaan
seperti: bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya
suatu pengetahuan? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus
diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Lalu benar
itu sendiri apa? Kriterianya apa saja?
Karakteristik metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan
dalam bidang ekonomi adalah:
1. Mata pelajaran ekonomi berangkat dair fakta atau gejala yang nyata.
Kemyataan menunjukan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas,
sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan jumlahnya terbatas/langka. Tidak terbatasnya kebutuhan
manusia dan kelanggkaan sumber ekonomi tersebut dapat dijumpai di
mana-mana. Ilmu ekonomi mampu menjelaskan gejala –gejala tersebut,
sebab ilmu ekonomi dibangun dari dunia nyata.
2. Mata pelajaran ekonomi mengembanagkan teori-teori untuk
menjelaskan fakta-fakta secara rasional. Agar manusia mampu membaca
dan menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka
disusunlah konsep dan teori ekonomi menjadi bangunan ilmu ekonomi.
Selain memenuhi persayaratan sistematis, ilmu ekonomi juga memenuhi
persayaratan keilmuan lain yang objektif, dan mempunyai tujuan yang
jelas.
3. Umumnya analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode
pemecahan masalah.
4. Metode pemecahan masalah cocok untuk digunakan dalam analisis
ekonomi sebab objek dalam ilmu ekonomi adalah permasalahan dasar
ekonomi.
5. Inti dari ilmu ekonomi adalah alternative terbaik. Apabila sumber
ekonomi keberadaannya melimpah, maka ilmu ekonomi tidaklah
diperlukan bagi kehidupan manusia. Demikian juga dengan penggunaan
sumber ekonomi sudah tertentu (tidak digunakan secara alternative ),
ilmu ekonomi juga tidak digunakan lagi.
6. Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas
kebutuhan manusia.
Metode penelitian disiplin ekonomi
1. Analisis data secara matematik dan statistic dari pemerintah atau
dokumen lain (misalnya, GNP, angka penganguran, tingkat kebutuhan
dasar, sensus)
2. Survey (dari pendapat umum)
3. Study kasus
4. Pengembangan dan pengujian model secara teoritis
5. perbandingan antar bangsa
6. kontruksi table, bagan dan grafik
7. penghitungan rasio dan presentase
8. penghitungan jumlah indeks (indeks harga, dsb)
9. penghitungan rata-rata dan distribusi tentang rata-rata (seperti, ratarata
median dan aritmatik)
3. Aksiologi
Aksiologi ialah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas
nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan
dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai
kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya
malahan menimbulkan bencana.
Teori ekonomi mengatakan karena banyaknya utang luar negeri jatuh
tempo (harus dibayar), hutang itu harus dibayar dengan dolar, maka
banayak sekali orang yang memerlukan dolar, karena orang banyak
membeli dolar harga akan naik dalam rupiah.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Dalam pembelajaran ekonomi
yang akan dikembangkan dalam pembelajaran ekonomi sebagaimana
pendapat (Nursid Sumaatmaja; 1980:36) sebagai berikut : sikap hemat,
sikap atau kebiasaan membandingkan harga jika belanja, kesadaran akan
kualitas dalam berbe3lanja, sikap bertanggung jawab atas perbuatan
sendiri, sikap rasional ilmiah, sikap memecahkan masalah, tekun, belajar
yang baik, sportif, dan berjuang gigih.
Nilai-nilai ekonomi yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran
ekonomi adalah: energik, inisiatif, hemat, produktif, menabung, kerja
keras, orientasi laba, berani mentganbil resiko, tabah, mempunyai
motivasi yang tinggi dan pantang menyerah
DAFTAR RUJUKAN
Kartanegara, Mulyadhi, Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi
Islam,
Bandung: Mizan, 2003.
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Suatu Pengantar Populer, Jakarta:
Sinar Harapan
Wahyu. 2009. Filsafat Ilmu. Banjarmasin: Universitas lambung Mangkurat
FKIP
banjarmasin.
Sapriya. ….. Studi Sosial Konsep dan Model Pembelajaran. …: Rimdipress
Dimyati Muhammad. 1989. Pengajaran Ilmu-ilmu sosial di sekolah :
bagian Integral
Sistem Ilmu Pengetahuan. Jakarta : PPlPTK Depdikbud
Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi Kebenaran Suatu Ilmu
Ontologi
Ontologi ialah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri. Seorang
filosof yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip
materialisme mengatakan sebagai berikut :
Hanya berdasarkan kebiasaan saja maka manis itu manis, panas itu panas,
dingin itu dingin, warna itu warna. Artinya, objek penginderaan sering kita
anggap nyata, padahal tidak demikian. Hanya atom dan kehampaan itulah
yang bersifat nyata.
Jadi istilah “manis, panas dan dingin” itu hanyalah merupakan
terminology yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan
pancaindera.
Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam semesta
ini seperti adanya, oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu tidak
dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada didalamnya.
Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam
mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama
yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari
kehidupan ini. Sekalipun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu
memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi. Sebagai contoh,
bagaimana kita mendefinisikan manusia, maka berbagai penegertianpun
akan muncul pula.
Contoh : Siapakah manusia iu ? jawab ilmu ekonomi ialah makhluk
ekonomi
Sedang ilmu politik akan menjawab bahwa manusia ialah
political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia ialah
homo educandum.
Epistimologi
Yang dimaksud dengan epistimologi ialah bagaimana mendapatkan
pengetahuan yang benar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan
ialah :
1. Batasan kajian ilmu : secara ontologis ilmu membatasi pada Pengkajian
objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat mengkaji daerah
yang bersifat transcendental.
2. Cara menyusun pengetahuan : untuk mendapatkan pengetahuan
menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan cara
menggunakan metode ilmiah.
3. Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis ilmu
itu sendiri
4. Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai
faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya suatu
gejala dan proses terjadinya.
5. Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit
6. Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak
tergolong pada kelompok ilmu tersebut.
7. Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan
kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal.
8. Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis :
a. Ilmu eksakta : deduktif, rasio, kuantitatif
b. Ilmu social : induktif, empiris, kualitatif
Aksiologi
Aksiologi ialah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas
nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan
dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai
kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya
malahan menimbulkan bencana.
Contoh kasus : penelitian di Taiwan
Dampak kemajuan teknologi moderen telah diteliti dengan model
penelitian yang terintegrasi, khususnya terhadap masyarakat dan budaya.
Hasil kemajuan teknologi di Taiwan telah membawa negara itu
mengalami “keajaiban ekonomi”, sekalipun demikian hasilnya tidak selalu
positif. Kemajuan tersebut membawa banyak perubahan kebiasaan,
tradisi dan budaya di Taiwan. Berdasarkan penelitian tersebut terdapat
lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan teknologi di
negara tersebut yaitu :
1. Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya
sektor jasa dan peranan teknologi canggih pada bidang manufaktur.
2. Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi
semakin terbatas, sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam.
3. Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga
professional yang telah terlatih dalam bidang teknik menjadi semakin
meningkat.
4. Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa meningkatnya
jumlah penduduk usia tua dan konsep “keluarga besar” dalam proses
diganti dengan konsep “keluarga kecil”.
5. Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan
yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada
masalah-masalah keadilan, meningkatnya kecenderungan masyarakat
untuk bersikap individualistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar